MATARAMRADIO.COM, Lombok Tengah – Ajang MotoGP Mandalika 2022, akan membuka peluang karya seni kain tenun khas suku Sasak dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi warisan budaya benda dunia, yang terdaftar di United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organisation (UNESCO).
“Melalui ajang MotoGP Mandalika, kain tenun khas suku Sasak akan dibawa ke warisan budaya benda dunia ke UNESCO,” kata CEO Aplikasi Laut, Darat, Udara (Ladara) Nanny Hadi Tjahjanto kepada Media Center Indonesia (MCI) MotoGP 2022 di Lombok Tengah, NTB pada Sabtu (19/3).
Menurut Nanny, melalui ajang MotoGP Mandalika bisa memperkenalkan kain tenun khas suku Sasak kepada masyarakat di luar negeri. Karena, ajang tersebut mampu menarik perhatian sebanyak 400 juta penonton di seluruh dunia.
Dengan pertimbangan itu, pihaknya memutuskan membawa kain tenun khas suku Sasak untuk diperkenalkan melalui ajang MotoGP Mandalika selama berlangsungnya balap motor internasional itu. Dengan menggandeng sejumlah instansi pemerintah terkait.
“Kita fokuskan pada saat ini, untuk dikenal dunia melalui penyelenggaraan MotoGP Mandalika,” tutur Nanny dikutip MATARAMRADIO.COM dari infopublik.id.
Kain tenun itu, lanjut Nanny, pantas dibawa sebagai warisan budaya benda dunia karena, hanya dimiliki oleh Indonesia. Tolok ukurnya, dari mulai corak, warna, teknik pembuatan hingga alat tenun gedog pun hanya dimiliki oleh ibu pertiwi.
Secara turun temurun, semua itu diwariskan kepada anak maupun keturunannya. Sehingga, menjadi ciri khas yang hanya dimiliki oleh suku Sasak yang terdapat di Lombok, NTB.
“Tradisi dari nenek moyang betul-betul terpelihara,” kata Nanny.
Kemudian, dalam satu lembar kain tenun khas suku Sasak itu, terdapat filosofi yang begitu mendalam. Ada cerita, dari setiap corak dan warna yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang.
Menurut Nanny, yang membuat kain tenun khas suku Sasak menjadi sebuah produk karya seni tinggi yang patut dijadikan sebagai koleksi kain tenun. Baik masyarakat di dalam dan di luar negeri.
“Setiap kain tenun yang diproduksi merupakan karya seni tinggi yang dibuat dalam waktu yang cukup lama. Untuk menghasilkan kain yang memiliki nilai tinggi,” demikian Nanny. (EditorMRC)