MATARAMRADIO.COM – Sebanyak 20 orang atau 10 pasang mengikuti lomba behempas (tarung bantal) pada FORNAS VIII di NTB.
Behempas atau Tarung Bantal, jelas Ketua Umum Asosiasi Seni Tarung Tradisi Indonesia (ASTA), Rony Abdurahman diambil dari tradisi perang bantal, biasanya banyak dilakukan saat perayaan 17 Agustus.
Para petarung biasanya berada di atas kali dengan duduk di atas pohon. Kemudian, mereka saling pukul dengan menggunakan bantal. “Dari inspirasi ini, Tarung Bantal (Behempas ) kami eksebisikan,” katanya, Kamis 31 Juli 2025.


Di FORNAS VIII, jelas Rony Abdurrahman Behempas belum ditandingkan secara resmi namun baru dilakukan Kejurda.
Dalam pertandingan Behempas, kata Rony Abdurrahman tidak dilihat dari tinggi badan atau berat badan tapi dari keberanian petarung. Sebab, dalam melakukan pertarungan, petarung menggunakan bantal yang beratnya 1 kg untuk memukul.
“Besar kecil tak masalah, yang penting berani tarung,” katanya.
Adapun yang dinilai dalam Behempas, jelas Rony Abdurrahman pukulan yang mengenai kepala, badan dan kaki. ***











