Drs Salmun Rahman MM:”Kepemimpinan Transformasional”

Bahkan para pimpinan birokrasi pada berbagai jenjang hingga Kepala Desa hendaknya dapat menjadikan buku yang terbit perdana pada tahun 2024 ini sebagai panduan dalam memimpin organisasi di era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini.

Dr Muaidy Yasin MS, Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Mataram

Buku ini memiliki kekhasan tersendiri karena Kepemimpinan Transformaasional merupakan paradigma baru dalam teori Kepemimpinan. Disisi lain, pembahasan dalam buku ini didukung oleh hasil riset penulis dalam menyelesaikan Program Magister Manajamen di Program Pascasarjana Universitas Mataram (Unram).


Pada era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini, setiap organisasi dihadapkan pada perubahan lingkungan yang begitu cepat dan terkadang sulit diprediksi. Untuk menghadapi perubahan ini, maka setiap organisasi baik organisasi swasta maupun organisasi (birokrasi) pemerintahan harus melakukan perubahan.

BACA JUGA:  Bedah Buku Kontroversial: UII Bongkar Kekhilafan Hakim dalam Kasus Korupsi Mardani H Maming

Perubahan diperlukan dalam rangka reformasi birokrasi guna mencapai pemerintahan kelas dunia (world class government) pada tahun 2025 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Grand Design dimaksud diimplementasikan kedalam road map atau peta jalan yang meliputi tiga periode.

Pertama, road map reformasi birokrasi 2010-2014 dengan fokus pada “rule based bureaucracy”. Kedua, road map reformasi birokrasi 2015-2019 dengan fokus pada “performance based bureaucracy”. Ketiga, road map reformasi birokrasi 2020-2024 dengan fokus pada “dynamic governance”.


Dalam konteks “dynamic governance” reformasi birokrasi didefinisi ulang dimana reformasi birokrasi tidak hanya sebatas perubahan atau perbaikan struktur semata, melainkan perubahan pola pikir (“mindset”) dan budaya kerja. Dalam birokrasi pemerintah, budaya kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) berlandaskan pada nilai-nilai dasar.

Di seluruh instansi pemerintah, nilai-nilai dasar tersebut bertransformasi menjadi 7 (tujuh) nilai inti atau “core values” ASN, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonisasi, Loyal, Adaptif, Kolaboratif disingkat “BerAKHLAK”. Dengan ketujuh nilai inti tersebut, ASN memiliki “mindset” baru (dalam budaya kerja), sehingga memiliki motivasi, dedikasi, kreativitas, kemampuan, dan komitmen untuk terus-menerus mencari hal baru (inovasi).

BACA JUGA:  Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer


Dalam organisasi (birokrasi) pemerintah, perilaku kinerja pegawai yang inovatif dipandang dapat membantu organisasi untuk mencapai, mempromosikan, dan merealisasikan ide dan gagasan yang berguna, sehingga dapat meningkatkan prosedur layanan, produk, serta layanan yang dihasilkan. Disisi lain, perilaku kerja inovatif dipengaruhi oleh motivasi.

Begitu krusialnya motivasi ini, sehingga George Akerlof, peraih nobel ekonomi tahun 2001 & Rachel E.Kranton (2005) memandang motivasi sebagai sebuah investasi dalam organisasi.

Dalam pada itu, peraih nobel ekonomi tahun 2002, Daniel Kahneman bersama Angus Deaton, peraih nobel ekonomi 2015 berpandangan bahwa bukan hanya uang yang mempengaruhi motivasi, melainkan juga kepemimpinan (Gill, 2012). Lebih jauh Gill (2012) menyatakan bahwa tugas krusial seorang pemimpin yakni bagaimana memotivasi pegawai agar pengetahuan, keterampilan, kemampuan yang dimilikinya dapat diaktualisasikan kedalam perilaku kinerja inovatif.


Paradigma baru dalam kepemimpinan dikenal dengan “Kepemimpinan Transformasional” yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1973 oleh Downton. Kemudian kepemimpinan transformasional tersebut digunakan sebagai pendekatan dalam kepemimpinan oleh James Mac Gregor Burn dalam karyanya “Kepemimpinan” pada tahun 1978.

BACA JUGA:  Filsafat Ilmu Klasik Hingga Kontemporer

Berdasarkan hasil penelitian tesis penulis bahwa kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh langsung secara positif dan signifikan terhadap perilaku kinerja inovatif, tetapi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Kemudian motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kinerja inovatif.

Dengan perkataan lain, kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh langsung secara positif dan signifikan terhadap perilaku kinerja inovatif, tetapi berpengaruh secara tidak langsung terhadap perilaku kinerja inovatif melalui motivasi kerja sebagai variabel antara.

Pembahasan dalam buku ini didukung oleh hasil riset penulis di Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Lombok Timur dengan pertimbangan Dukcapil telah memiliki sejumlah inovasi pelayanan administrasi kependudukan (Adminduk) seperti “Bakso” (Buat Adminduk Secara Online), “Bakvia” (Buat Akta via WhatsApp), “Pangsit” (Pelayanan Administrasi Bareng Rumah Sakit), “Si Cantik” (Suami Istri Catat Akta Nikah Tuntas Administrasi Kependudukan). ***