60% Kasus Merariq Kodek, BKKBN NTB Perkenalkan Elsimil

MATARAMRADIO.COM –  Angka nikah dini di Nusa Tenggara Barat ternyata masih tinggi, bahkan mencapai 60%.  Tingginya kasus nikah dini dinilai sebagai salah satu penghambat usaha pemerintah daerah mengatasi kasus lain seperti stunting yakni masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan .

Demikian diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN NTB Drs Syamsul Anam dalam sambutannya sekaligus membuka Workshop dan desiminasi Studi Kasus dan Pembelajaran baik stunting di Provinsi Nusa Tenggara Barat 2022 di Hotel Aston Inn Mataram, Selasa (6/12)

BACA JUGA:  Badan Sensor India  Cekal Lagu  'Ishq thoda thoda dono jagah' dari Film Fighter! 

Disebutkan, untuk mencegah stunting di NTB, perlu komitmen semua pihak terutama menyamakan persepsi dan komitmen.”Pertama,kita  perlu data yang presisi. Kedua, harus ada komitmen yang diwujudkan dalam strategi 5 pilar,”jelasnya.

Pihaknya juga memaparkan program yang saat ini sedang digagas BKKBN NTB yakni Elektronik Siap Nikah Siap Haml yang disingkat Elsimil.

Berdasarkan data yang direkam dalam elsimil, katanya, 60% ternyata belum siap nikah dan siap hamil.”Kasus perkawinan di bawah umur itu masih tinggi, 60%. Ini juga penyebab terjadinya stunting di masa depan. Bila, usia perkawinan bisa dinaikkan, maka upaya pencegahan stunting lebih mudah, kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang spesifik,”paparnya.

BACA JUGA:  UMM Malang, Universitas Islam Terbaik Dunia 2021

Diharapkan melalui kegiatan workshop dan desiminasi, akan lahir rekomendasi sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan pada tingkatan tertentu.”Kita juga berharap TPPS  atau Tim percepatan penurunan stunting bisa  berjalan dengan baik bergerak cepat. Untuk mengawal 1000 hari kehidupan dan kegiatan surveillance lainnya juga bisa berjalan dengan baik,”pungkasnya.

Kegiatan Workshop dan desiminasi akan berlangsung selama sehari dengan menghadirkan sejumlah narasumber antara lain Bappeda NTB dengan materi tentang program penanganan stunting di NTB, Peneliti Dr Sudarmi SST,M. Biomed yang memaparkan hasil penelitian tentang Analisis Pengaruh 1000 Hari Pertama Kelahiran terhadap kejadian stunting di Provinsi NTB berdasarkan data Riskesdes tahun 2018.

BACA JUGA:  Pemekaran Wilayah, Untuk Siapa?

Ada juga kajian Policy Brief berantas stunting dengan cegah merariq kodek, berantas stunting dengan memperkuat kapasitas natural leader untuk perkawinan anak yang menghadirkan pembicara dan pembahas Dr dr Lina Nurbaiti MKes, FISPH FISCM dan Lalu M Furqon SE MM,PhD. (EditorMRC)