Anda Sulit Lepas dari Ponsel? Waspada 5 Gangguan Mental Ini

Jelang dan selama musim libur lebaran ini, banyak orang yang memanfaatkannya untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara di kampung halaman atau berekreasi ke daerah wisata. Sayangnya tidak semua tempat memiliki koneksi internet sebaik di pusat kota. Kondisi tidak terhubung dengan internet dan/atau ponsel ini bisa menjadi cara Anda mendeteksi apakah ponsel sudah menimbulkan gangguan mental pada diri Anda atau anggota keluarga Anda. Bila jawabannya iya, Anda perlu mewaspadainya.

Penggunaan ponsel yang semakin intens dilakukan oleh banyak orang dari berbagai kalangan tak pandang usia dan profesi bukannya tanpa alasan. Semua kebutuhan manusia modern saat ini dengan mudah dan murah memang bisa didapatkan melalui peranti tipis nan praktis tersebut. Jelas, ponsel menawarkan solusi atas masalah kebutuhan hidup banyak orang sehingga cepat sekali menjadi budaya baru.

Namun, keberadaan ponsel bukannya tak memiliki cela. Kemudahan yang ditawarkannya itu, justru membuat banyak orang terlena. Bahkan ponsel mampu menimbulkan gangguan mental tertentu pada seseorang jika tidak bijak menggunakannya.

Bagaimana bisa? Tentu saja bisa terjadi, yaitu bila penggunaan ponsel dilakukan dengan berlebihan, tanpa kenal waktu, kapanpun dan di mana pun selalu bersama ponsel termasuk saat tidur, sehingga menuai masalah baru. Berikut 5 gangguan mental yang perlu Anda waspadai bila terlalu tergantung pada ponsel:

foto: bumninc

1.    Nomophobia

No Mobile phone phobia atau Nomophobia adalah phobia atau ketakutan bila jauh dari ponsel atau tidak terkoneksi dengan internet. Orang yang mengalami gejala ini, biasanya selalu membawa ponsel kemanapun dia berada termasuk saat ke toilet atau tidur. Ponsel seolah adalah bagian dari dirinya dan/atau perpanjangan dari panca inderanya. Oleh karena itu, bila ponselnya hilang, atau tidak terhubung dengan internet, maka ia akan mengalami stress atau timbul kecemasan. Beberapa ahli bahkan mengelompokan nomophobia ini sebagai kecanduan terhadap ponsel itu sendiri.

BACA JUGA:  Sasak Dalam Amuk Deras Neoliberalisme

 2.    FOMO (fear of missing out)

Gejala ini timbul apabila Anda selalu ingin terhubung dengan dunia maya melalui ponsel Anda. Ada rasa khawatir atau ketakutan bila tidak mengecek media sosial atau berita online hari itu, Anda akan ketinggalan info atau sesuatu yang viral hari itu, dan membuat Anda tersisih dari pergaulan. Hampir mirip dengan nomophobia, namun fomo kadarnya masih lebih ringan daripada nomophobia. Akan tetapi, bila tidak segera diatasi, maka fomo ini bisa mendorong seseorang juga menjadi kecanduan ponsel.

 3.    Textaphrenia

Adalah suatu gejala saat Anda mengira mendengar ada pesan masuk ke ponsel Anda atau merasakan perangkat bergetar padahal sebenarnya tidak. Kondisi ini bila dibiarkan, akan mendorong Anda merasa perlu senantiasa mengecek ponsel Anda di hampir setiap saat waktu Anda. Bila dibiarkan berlarut-larut, maka ada banyak urusan lain yang lebih prioritas seperti bercengkrama dengan keluarga, belajar atau bekerja, bahkan makan dan tidur menjadi terabaikan akibat gangguan mental ini.

BACA JUGA:  Waspada! 5 Kebiasaan Buruk Percepat Penuaan

 4.    Textiety

Texciety adalah gangguan mental lanjutan dari textaprenia, yaitu apabila ternyata dalam beberapa saat memang tidak ada pesan yang Anda terima, baik melalui Whatsapp, SMA, atau inbox di media sosial dan timbul perasaan tidak dicintai atau terasing hanya karena tidak ada orang yang menghubungi Anda. Dikatakan mengalami texciety juga apabila posisinya dibalik, yaitu Anda yang tidak dapat menghubungi teman-teman Anda atau membalas pesan dari teman-teman Anda saat itu juga. Padahal tidak selamanya kita bisa terhubung dengan internet. Adakalanya karena gangguan jaringan atau sedang berada di area blankspot, atau memang kita dalam sedang mengemudi kendaraan, membuat kita tidak bisa menghubungi atau dihubungi oleh teman-teman atau kolega kita. Namun, bila hal itu terjadi pada Anda atau keluarga Anda dan membuat Anda resah, gelisah, bahkan khawatir berlebihan, berarti Anda sudah mengalami gangguan mental texciety ini.

foto: alodoc

 5.    Ringxiety

Kata ringxiety adalah gabungan dari dua kata ring (bunyi berdering dari ponsel-pen) dan anxiety atau kecemasan. Maknanya adalah apabila seseorang merasa mendengar ponselnya bordering atau bergetar, padahal sesungguhnya tidak. Kata ini diciptakan pada tahun 2006 oleh David Laramie. Ia saat itu adalah seorang mahasiswa doktoral di California School of Professional Psychology, yang tengah mempelajari efek ponsel pada perilaku. Laramie sendiri mengaku sebagai penderita ringxiety. Hal ini karena ia sering seolah-olah mendengar ponselnya berdering secara imajiner saat ia bercukur padahal sebenarnya itu suara air mengalir. Bila Anda juga mengalami seperti yang dialami Laramie ini, berarti Anda sudah mengalami gangguan ringxiety ini.

BACA JUGA:  Kebijakan Konvergensi

Demikian 5 gangguan mental yang mungkin terjadi pada Anda dan/atau keluarga Anda jika terlalu intens menggunakan ponsel. Apabila Anda menemukan ada satu atau lebih dari kelima gangguan mental tersebut, segeralah untuk mulai berlatih mengurangi penggunaan ponsel secara bertahap hingga akhirnya tidak membuat Anda ketergantungan lagi dengan ponsel. Komitmen Anda pada diri sendiri dan juga komitmen bersama dengan keluarga Anda sangat diperlukan untuk mengatasi gangguan mental akibat ponsel ini. (*)

Tulisan disadur dari sumber aslinya atas izin penulis. Silakan kunjungi link berikuthttps://terasazimah.blogspot.com/2022/04/anda-sulit-lepas-dari-ponsel-waspada-5.html