MATARAMRADIO.COM, Bima – Pendistribusi bantuan untuk korban banjir dan penanganan berbagai fasilitas publik di Kabupaten Bima berjalan dengan baik dan lancar.
“Gubernur menghimbau agar berkoordinasi dan sinergi dengan Pemkab Bima dan Satgas untuk mengawal bantuan dan segera memperbaiki fasilitas publik pasca banjir,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi NTB, Ir. Zainal Abidin saat ditemui di Posko Satgas Bencana Alam Banjir Kabupaten Bima, di kantor Bupati Bima Godo, Kecamatan Woha, Mi ggu (11/4/21).
Dijelaskannya, sejak awal Tim BPBD NTB melakukan pendataan dan assesmen bersama BPBD Kabupaten Bima dan Satgas dan terus mengupdate data.
Ada 2 posko dalam penanganan bencana banjir ini. Posko Logistik yang berada di kantor BPBD Kabupaten Bima dan Posko Induk di kantor Bupati Bima. Pada prinsipnya, setiap bantuan logistik yang masuk langsung didata dan distribusikan termasuk bantuan dari Presiden RI, berupa 17 truk paket, yang berisi 13.000 paket sembako untuk masyarakat terdampak.
Sementara Kalak BPBD Kabupaten Bima Aris Munandar mangaku saat ini banjir sudah surut termasuk di area yang dekat dengan bantaran sungai.
Masyarakat yang sempat menempati posko darurat seperti di sekolah, kantor atau tenda sudah kembali ke rumah masing-masing. Aktifitas perkantoran, lalu lintas dan penerbangan berjalan normal kembali.
Untuk 3 Jembatan yang berada di kecamatan Madapangga, jelas Aris dalam waktu 2-3 hari kedepan akan dibuatkan jembatan darurat oleh TNI kesatuan Zeni. Sedangkan fasilitas umum dan sosial lainnya akan direvitalisasi, bersama TNI/Polri, relawan, perangkat desa, dan komponen lainnya.
“Kami terus bersinergi dan berkoordinasi untuk merevitalisasi fasilitas umum, seperti jalan raya, puskesmas, kantor-kantor,” jelasnya.
Dijelaskan pula, bencana yang melanda Kabupaten Bima pada awal April merupakan bencana Hidrometeorologi. Ada 3 bencana alam yang terjadi, yaitu pertama, bencana longsor di wilayah dataran tinggi tepatnya di kecamatan Parado.
Kedua bencana abrasi pantai yang diakibatkan oleh cuaca ektrim di wilayah pesisir desa Sangiang kecamatan Wera, sehingga mengakibatkan gelombang air pasang.
Ketiga, bencana banjir yang merendam 6 kecamatan yaitu, kecamatan Monta, Belo, Bolo, Palibelo, Woha dan Madapangga.
Dari 6 kecamatan ini, 1 kecamatan hanya terpapar di area pertanian yaitu kecamatan Belo. Selanjutnya yang terpapar area pertanian dan 2 desa yaitu di kecamatan Palibelo.Tapi tidak signifikan seperti 4 kecamatan yang lainnya.
Ada 4 kecamatan lainnya yang terpapar sangat parah. Bahkan area cakupan paparannya hingga menggenangi 45 desa. Sehingga akibatnya dampaknya ada 10.185 kepala keluarga (KK) terdampak dan 31.369 jiwa terdampak. Dan meninggal 2 orang. Kerusakan rumah warga, ada 363 rusak berat, rusak sedang sebanyak 2.542 buah dan rusak ringan sebanyak 2.642 buah rumah.
Kerusakan fasilitas umum dan sosial diantaranya ada 49 fasilitas pendidikan, 29 fasilitas kesehatan, 25 fasilitas ibadah, 30 perkantoran, 1 embung dan 5 ruas jalan. Jembatan beton ada 3 buah yang rusak berat, 10 buah yang rusak ringan. Jembatan gantung ada 2 yang rusak berat.
Sedangkan kerusakan pada area pertanian sebanyak 4.415 Ha, tambak 1,112,5 Ha, ternak 8.522 ekor , rumah garam 59 buah, irigasi 56 unit.
Sementara kerugian harta benda per tanggal 11 April 2021 pukul 18.00 Wita ditaksir sebesar Rp. 680 Miliar. (edy@diskominfotik_ntb/MRC)