MATARAMRADIO COM – Kegagalan Marc Marquez dalam menaklukkan lintasan Sirkuit Mandalika menjadi tanya tanya. Pasalnya, selama tiga kali gelaran MotoGP, Marc Marquez selalu tumbang sebelum mencapai finish.
Akankah, Marc Marquez berhasil menaklukkan lintasan Sirkuit Mandalika digelaran Moto GP 2025 ini ataukah kembali gagal?
Ketua Majelis Adat Sasak (MAS), Lalu Sajim Sastrawan menyatakan salah satu cara para leluhur membersihkan diri dan menghindarkan seseorang dari bahaya atau bencana adalah dengan prosesi Besembeq.

“Besembeq adalah prosesi permohonan kepada Sang Pencipta dan mengembalikan segala urusannya kepada sang pencipta,” katanya via Selular, Rabu malam 17 September 2025.
Prosesi Besembeq, kata Sajim Sastrawan bisa dilakukan oleh para tetua tokoh Sasak dengan menempelkan media berupa minimal kapur sirih ke salah satu anggota tubuh.
Bila ingin lengkap, kata Sajim Sastrawan maka bahan bahan seperti kapur sirih, Gambir, buah (pinang muda) dan Lekoq (daun sirih) ditumbuk dan dihaluskan setelah menyatu, barulah bahan Sembeq tersebut ditempelkan pada salah satu bagian tubuh seperti kening, dada , atau kuku tangan dan kaki. “Tentunya, sebelum ditempelkan dibacakan doa,” katanya.
Dalam gelaran MotoGP 2025, Sajim Sastrawan melihat upaya Besembeq perlu dilakukan untuk menghindarkan para pembalap, pemangku kebijakan termasuk pemangku kebijakan daerah dan lainnya agar terhindar marabahaya yang mungkin terjadi.
“Sebaiknya, para pembalap, pemangku kebijakan ketika baru sampai di Bandara BIZAM, disambut dan dilakukan penyembeqan,” katanya.
Menurut Sajim Sastrawan, prosesi supranatural sudah dilaksanakan sejak perhelatan MotoGP yakni dengan memohon agar tidak terjadi hujan saat gelaran balapan, yang biasa disebut dengan Nyarang
Dengan adanya Prosesi Sembeq terhadap para pembalap dan pemangku kebijakan, kata Sajim Sastrawan tidak hanya mengenalkan budaya Sasak tapi budaya itu sendiri bisa menjadi hal yang menarik bagi wisatawan.
“Prosesi Sembeq dilakukan selain sebagai upaya menghindarkan seseorang dari bencana juga untuk mengenalkan budaya leluhur kepada para pembalap dan wisatawan,” katanya. ***











