Pojok NTB Kokoh Jadi Oposan, Fihiruddin: Makmur Mendunia Jangan Cuma Wacana!

Pojok NTB gelar Halal Bihalal dan santunan anak yatim sambil menegaskan sikap oposisi untuk mengawal Makmur Mendunia agar tidak sebatas wacana.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang mempererat silaturahmi antaranggota, tetapi juga memperlihatkan kepedulian sosial kepada puluhan anak yatim dan anak-anak terlantar di Kota Mataram. Suasana berlangsung penuh kehangatan, dimulai dengan pembacaan surat Yasin dan diakhiri dengan doa bersama.

Direktur Pojok NTB, M Fihiruddin, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan kegiatan ini. “Pertama-tama saya mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini,” ujarnya.

Menurut Fihiruddin, acara tersebut memiliki dua tujuan utama. Pertama, memperkuat tali persaudaraan antaranggota grup WhatsApp Pojok NTB. Kedua, menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap nasib anak-anak yatim di daerah. “Kita ingin berbagi kebahagiaan dengan mereka, terutama di bulan yang penuh berkah ini. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan keberkahan bagi kita semua,” tambahnya.

BACA JUGA:  NTB Jadi Tuan Rumah World Halal Tourism Summit 2022

Pojok NTB sendiri, lanjut Fihiruddin, adalah sebuah forum media sosial yang diisi oleh tokoh dari beragam latar belakang. Grup ini menjadi tempat berdiskusi, berbagi ide, dan merumuskan gagasan demi kemajuan NTB.

Meskipun perbedaan pandangan kerap muncul di ruang diskusi tersebut, namun persahabatan tetap menjadi prioritas utama. “Bahwa di udara kita bisa berdebat, tapi di dunia nyata kita tetap berkawan. Boleh kita saling kritisi di medsos, berdebat, tapi perkawanan kita tetap harus erat,” tegas Fihiruddin.

Dalam pandangannya, dinamika yang terjadi di grup merupakan hal biasa sebagai bagian dari proses demokrasi. Justru dari beragam kritik dan perdebatan tersebut lahir kontribusi pemikiran untuk perbaikan daerah. Ia menekankan pentingnya keberadaan oposisi sebagai pengimbang jalannya pemerintahan.

“Pemerintahan yang bagus akan terjadi apabila ada kontrol yang seimbang. Baik kontrol yang disampaikan oleh oposan atau pendukung sendiri alias pekatik,” ungkapnya.

BACA JUGA:  RPH di Mataram Sembelih Hewan Qurban

Lebih lanjut, Fihiruddin menegaskan bahwa baik pendukung maupun oposisi harus sama-sama berani memberikan kritik yang membangun. “Pendukung memberikan kritik bukan berarti membenci. Pun juga oposan. Kita hadir sebagai penyeimbang. Sehingga Makmur Mendunia itu benar terasa ke bawah. Bukan hanya sekadar omon-omon,” tandasnya.

Dalam momen Halal Bihalal tersebut, Pojok NTB kembali mengingatkan para pemimpin agar tidak alergi terhadap kritik.

Menurut Fihiruddin, seorang pemimpin sejati harus memiliki telinga yang tebal, siap menerima masukan dan kritikan demi perbaikan bersama.

“Pemimpin tidak boleh antikritik. Tidak boleh menganggap diri hebat. Semua punya kekurangan. Pemimpin harus terbuka,” katanya.

Sikap terbuka terhadap kritik, lanjut Fihiruddin, menjadi kunci utama agar visi Makmur Mendunia benar-benar tercapai. Ia mengingatkan, banyak program besar yang hanya berhenti di tataran slogan karena minimnya keberanian menerima kritik dari rakyat.

Fihiruddin juga menegaskan bahwa kegiatan tersebut sepenuhnya dibiayai secara mandiri oleh para anggota grup WhatsApp Pojok NTB. Tidak ada satupun dana yang bersumber dari APBD atau dukungan pemerintah daerah.

BACA JUGA:  Kembang Kuning Juara Lomba Kampung Sehat

“Saya tegaskan, sumber pendanaan acara ini tidak dari APBD. Tapi murni sumbangan anggota Pojok NTB. Itu kami sampaikan. Tidak ada sumbangan dari Gubernur NTB, Wagub, atau Sekda,” ujar Fihiruddin.

Melalui kegiatan ini, Pojok NTB memperlihatkan konsistensinya tidak hanya dalam mengawal jalannya pemerintahan melalui kritik konstruktif, tetapi juga dalam berkontribusi nyata terhadap masyarakat yang membutuhkan.

Mengamati jalannya acara, tampak para aktivis lintas generasi, tokoh perempuan NTB Hj Baiq Diyah Ratu Ganefi, serta awak media berbaur hangat bersama anak-anak yatim. Semangat kebersamaan ini menjadi penegasan bahwa perbedaan pandangan politik tidak boleh memutuskan persaudaraan dan kerja sama sosial.

Kegiatan Halal Bihalal dan santunan anak yatim yang diinisiasi Pojok NTB ini sekaligus menjadi cerminan komitmen untuk membangun NTB dengan cara-cara yang bermartabat, santun, dan penuh kepedulian. (editorMRC)