
MATARAMRADIO.COM – Talkshow mingguan “Bincang Kamisan” yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali digelar pada Kamis, 5 Juni 2025.
Edisi keempat ini mengangkat tema “Kekerasan Perempuan dan Perlindungan Anak”, menghadirkan diskusi mendalam antara jurnalis, akademisi, dan pejabat pemerintah.
Acara ini mendapat sambutan hangat dari para jurnalis di NTB. Zainudin Safari, yang akrab disapa Fariz, menyatakan bahwa talkshow ini sangat positif, edukatif, dan informatif.

“Karena ada ruang dialog yang sangat terbuka antara jurnalis, wartawan, dan narasumber yang beragam; akademisi, pemerintah daerah, dan lembaga kemasyarakatan, serta praktisi. Diskusi tematik seperti ini diharapkan bisa terus dilakukan setiap minggunya dengan tema yang bisa menyesuaikan dengan isu yang sedang terjadi,” ungkap jurnalis Global FM Lombok in.
Senada dengan Fariz, Farah Ghinan, jurnalis Pikiran Rakyat wilayah NTB juga mengapresiasi diselenggarakannya Bincang Kamisan, khususnya dalam mengangkat isu kekerasan perempuan dan anak yang terjadi di NTB. Dalam kesempatan ini, jurnalis dan wartawan dapat langsung menyampaikan pertanyaan sekaligus gagasan terkait dengan isu yang sedang hangat-hangatnya terjadi di NTB.
Farah juga menyampaikan masukannya agar pendidikan reproduksi seksual dan kesetaraan gender bisa masuk ke dalam agenda program Desa Berdaya yang akan diluncurkan Pemprov NTB dalam waktu dekat.
Kepala Dinas Kominfotik NTB, H. Yusron Hadi, S.T., M.UM, menyambut baik usulan tersebut. Edukasi terkait pendidikan reproduksi seksual dan kesetaraan gender disebutkannya memang perlu dilakukan di tingkat desa melalui Program Desa Berdaya.
“Saya kira pendidikan reproduksi seksual sejak dini dan kesetaraan gender ini perlu dilakukan karena banyak kasus yang terjadi notabenenya minimnya pendidikan parenting,” ungkapnya.
Program Desa Berdaya dirancang sebagai strategi percepatan pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta pertumbuhan ekonomi di desa. Program ini juga fokus pada intervensi kasus kekerasan perempuan dan anak di tingkat desa.”Program desa berdaya disiapkan menjadi pintu gerbang untuk mengintervensi berbagai kasus perempuan dan anak yang terjadi di tingkat desa,” kata Yusron Hadi.
Hadir sebagai narasumber pada Talkshow Bincang Kamisan kali ini adalah Ketua LPA Mataram Joko Jumadi, Sri Wahyuni, S.IP selaku Kabid Perlindungan Khusus Anak DP3AP2KB Provinsi NTB, dan Prof. Atun Wardahun, M.Ag., MA., Ph.D., Guru Besar Hukum Keluarga Islam UIN Mataram. Diskusi dimoderatori langsung oleh Kepala Dinas Kominfotik NTB, Yusron Hadi.
Joko Jumadi menekankan pentingnya membangun sistem perlindungan perempuan dan anak yang komprehensif.
“PR (Pekerjaan Rumah) kita adalah bagaimana membangun sistem yang komprehensif, intervensi, dan berkelanjutan,” katanya.
Prof. Atun Wardahun menambahkan bahwa tanpa intervensi yang terukur dan terarah terhadap perlindungan perempuan dan anak, visi misi NTB Makmur Mendunia tidak akan bisa tercapai. Ia menekankan bahwa urusan perempuan dan anak bukan urusan satu lembaga semata, tetapi dibutuhkan intervensi lintas sektoral.
“Namun tetap membutuhkan ‘leading’ sektor agar gerakannya lebih terukur dan terencana sehingga penguatan terhadap lembaga DP3AP2KB Provinsi NTB perlu dilakukan,” katanya.
Talkshow Bincang Kamisan ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat kolaborasi antara media, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya perlindungan perempuan dan anak di NTB. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan program-program seperti Desa Berdaya dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Program Desa Berdaya sendiri dirancang untuk mengakumulasi berbagai intervensi program di desa, seperti kemiskinan ekstrem, kesehatan, pendidikan, digitalisasi di desa, dan masalah kekerasan perempuan dan perlindungan anak di NTB.
“Kita harapkan ini bisa menjadi salah satu langkah pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan maupun perlindungan terhadap anak,” ucap Yusron Hadi.
Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat desa mendapatkan edukasi yang memadai mengenai pentingnya kesetaraan gender dan pendidikan reproduksi, sehingga dapat menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di NTB.
Bincang Kamisan menjadi platform yang efektif dalam menyuarakan isu-isu penting dan mendorong perubahan positif di masyarakat. Kolaborasi antara jurnalis, akademisi, dan pemerintah dalam acara ini menunjukkan komitmen bersama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan setara bagi perempuan dan anak di NTB. (editorMRC)










































































































































