Koeli Ampenan 1931

Kuli atau buruh. Sudah lama saya tidak pernah mendengar dua kata itu. Sejak kapal-kapal di hampir semua pelabuhan bisa menyeberangkan kendaraan umum atau pribadi. Barang-barang telah dinaikkan ke atas kendaraan sebelum masuk ke pelabuhan. Sehingga tenaga para kuli tidak dibutuhkan lagi.

Oleh : Buyung Sutan Muhlis

Di Pelabuhan Ampenan, sejak berdiri hingga berhenti beroperasi di tahun 1970an, adalah tempat paling menjanjikan bagi siapa pun yang hanya bermodal tenaga fisik. Setiap kapal bersandar, para kuli selalu diperankan untuk membawa ke luar berbagai barang, atau sebaliknya. Sebagian besar warga pesisir Ampenan mengandalkan penghidupan pada pekerjaan ini.

BACA JUGA:  Legend of The Gang Bawi

Inilah situasi Pelabuhan Ampenan pada 1931. Para buruh sibuk memikul karung berisi berbagai komoditas di atas dermaga.